Friday, August 18, 2017

Trip Menghayati Lelah di Belitung : 11 | Kota Tanjung Pandan

Hari terakhir di Pulau Belitung, Indonesia.

Bangun pagi nampak view macam ni.

Nasib baik tidur semalam agak lena walaupun aircond macam tahik je rasanya


Sungguh aku tak rekomen Rahat Ikon hotel ni. Banyak lagi hotel lain di Belitung ni.

Walaupun breakfast dia hantar Nasi Lemak sampai ke bilik tidur !

Tak mampu memujuk hati kami. Sedap gak nampak mangga ni.

Aktiviti hari ni adalah mutar mutar sekitar kawasan Kota Tanjung Pandan ni sebelum keberangkatan pulang dengan pesawat ke Jakarta.

Tunggu Agus datang ambik kami.

Masjid utama di Tanjung Pandan

Tujuan pertama pagi tu adalah ke Muzium Tanjung Pandan.



Museum Tanjung Pandan terletak di dalam Kota Tanjungpandan tak jauh dari Pantai Tanjung Pendam. Museum ini dahulu bernama Museum Geologi dan pendiriannya dipimpin oleh DR. Rudolf A.J. Osberger (1928-1972) seorang ahli Geologi dari Austria pada tahun 1962, saat beliau masih bertugas di unit Penambangan Timah Belitung di Kelapa Kampit. Pada awalnya, museum ini dibangun di Kelapa Kampit, namun kemudian dipindahkan ke Tanjung Pandan untuk mempermudah akses umum.

Gedung tempat Museum Tanjung Pandan sendiri adalah rumah tua yang pada masa colonial Belanda menjadi rumah tinggal kepala penambangan timah Belitung masa itu. Bangunan itu juga pernah menjadi kantor NV. Billiton Maatschappij.


Awalnya museum mengoleksi artifak-artifak geologi. Namun kemudian koleksi museum semakin banyak dan beragam. 

Di Museum ini, selain pengunjung bisa melihat sejarah penambangan timah di Pulau Belitung dalam bentuk replika tambang dan peralatannya serta koleksi batu mineral, dapat juga ditemukan barang-barang peninggalan bersejarah lainnya seperti artifak senjata, keramik China dan peralatan logam yang digunakan masyarakat dalam upacara dan kehidupan sehari-hari di masa lalu. - sumber




Museum juga mengoleksi beberapa hewan langka yang diawetkan seperti ikan arapaima dan Biawak berkulit halus (Berekong). Di salah satu ruangan dipajang seperangkat meja kursi China dan pakaian pengantin China. Terdapat pula sisa-sisa ekskavasi Situs Batu Itam dan juga buaya yang berlakon dalam filem Laskar Pelangi turut ada di mini zoo ni.

Di halaman belakang bangunan, museum juga memiliki sebuah kebun mini yang dilengkapi dengan sarana bermain anak.





Kawasan zoo tu kecik je. Macam kesian lak kat binatang binatang dalam tu sebab macam terkunci dalam sangkar emas.



Terlalu lama aku menahan diri
Terkurung di dalam sepi hidupku
Ku kira cintamu dulu bersemi lagi
Berkhayal aku dalam angan
Bermimpi aku dalam tidur
Sendiri

Cintamu kini bukan untukku lagi
Cerita yang indah telah berlalu
Kini hatiku bagai di dalam sangkar emas
Panas tanpa air hujan menyirami
Sunyi hidupku seakan tiada arti lagi
Cintamu yang membuat aku bagai musafir

Kemana harus mencari jawaban hatiku
Kemana harus mengadu hati yang merana
Terluka hatiku karna mu
Tersiksa hidupku tersika, kekasih

Terlalu lama aku menahan diri
Terkurung di dalam sepi hidupku
Kini hatiku bagai di dalam sangkar emas
Panas tanpa air hujan menyirami
Sunyi hidupku seakan tiada arti lagi
Cintamu yang membuat aku bagai musafir

Kemana harus mencari jawaban hatiku
Kemana harus mengadu hati yang merana
Terluka hatiku karna mu
Tersiksa hidupku tersika, kekasih

Kini hatiku bagai di dalam sangkar emas
Panas tanpa air hujan menyirami
Sunyi hidupku seakan tiada arti lagi
Cintamu yang membuat aku bagai musafir

Kemana harus mencari jawaban hatiku
Kemana harus mengadu hati yang merana
Terluka hatiku karna mu
Tersiksa hidupku tersika, kekasih

Sesudah tu kami pegi breakfast kat warung kopi di Belitung ni.




Seterusnya kita melawat ke Rumat Adat Belitung.


Belitung memiliki sebuah rumah adat yang berbentuk rumah panggung. Rumah yang merupakan rekonstruksi dari rumah gede ini sebagian besar ornamennya terbuat dari kayu. Rumah asri yang menjadi kebanggaan masyarakat Negeri Laskar Pelangi dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 500 meter persegi.

Rumah adat Belitung ini terletak di Kota Tanjung Pandan. Tepatnya di Jalan Ahmad Yani, persis di samping Kantor Bupati Belitung.


Memasuki halaman rumah, pengunjung akan melihat sebuah bangunan besar. Rumah ini terdiri dari tiga bagian, yakni ruang utama, loss, dan dapur.

Setelah menaiki tangga yang ada di bagian depan rumah, pengunjung akan menjumpai sebuah teras. Teras yang cukup luas ini biasa digunakan oleh tamu atau pengunjung untuk duduk-duduk santai sambil berbincang-bincang.




Setelah melewati teras, pengunjung akan memasuki ruang utama. Di ruang utama ini, pengunjung akan melihat aneka ornamen rumah khas Belitung. Salah satunya lemari berisi baju adat pengantin Belitung kancing lima yang berada di bagian kiri. Di bagian kanan ruang ini, terdapat sebuah kamar pengantin berukuran kecil. Selain itu, ruang ini juga dihiasi foto tokoh-tokoh Belitung tempo dulu yang tertata rapi di atas meja.

Lantai di ruangan utama ditutupi oleh tikar. Lantai yang ditutupi tikar memang menjadi ciri khas rumah-rumah panggung yang ada di Belitung.



Ruang utama dalam rumah-rumah di Belitung biasa dijadikan sebagai tempat dilakukannya semua kegiatan keluarga seperti kumpul-kumpul keluarga maupun untuk mengaji. Konsep rumah adat Belitung yang terbuka menjadikan rumah ini terlihat begitu lapang tanpa ada sekat-sekat di dalamnya.

Lebih ke dalam lagi, pengunjung akan menjumpai sebuah ruang yang biasa disebut masyarakat Belitung dengan loss. Loss adalah pembatas ruang utama dengan dapur. Fungsi ruang ini adalah sebagai tempat yang menetralkan aktivitas di dapur dengan kegiatan di ruang utama.

Ruang terakhir dari rumah adat Belitung adalah dapur. Dapur menjadi pusat aktivitas memasak dan dekat dengan hal-hal yang kotor. Karenanya, ruang ini diletakkan pada bagian belakang.


Rumah adat Belitung ini mulai dibangun pada tahun 2004 dan diresmikan pada tahun 2009 oleh Bupati Belitung Darmansyah Husain. Suasana kayu sangat terasa ketika berada di dalam rumah adat ini. Hampir semua bagian dari rumah adat ini terbuat dari kayu bulin yang terkenal kuat dan tahan lama. sumber



Dan sebelum menuju ke airport, kami singgah di satu lokasi yang menarik di Pulau Belitung ini iaitu Danau Kaolin.


Danau Kaolin adalah sebuah danau yang memiliki warna daratan yang putih bersih dan air yang berwarna biru menyala. Danau ini bukan berasal dari kawah gunung seperti Danau Kawah Putih Ciwidey atau Kawah Putih Tinggi Raja, danau terbentuk dari bekas tempat pertambangan Kaolin yang telah ditinggalkan dan alam menyempurnakan dengan keindahannya. Sedikit pengetahuan tentang Kaolin. Kaolin adalah suatu mineral sebagai bahan industri seperti kosmetik, kertas, makanan, pasta gigi dan Kaolin digemari karena sifatnya yang halus, putih, kuat, halus serta daya hantarlistrik dan daya hantar panas yang rendah.

Pemandangan yang begitu mempesona sepanjang mata melihat. Timbunan-timbunan galian seperti bukit disekitar area danau yang sekilas seperti Gunung Bromo mini tetapi berwarna putih. Daratan bawah danau yang tertutup oleh air seperti lekukan seekor binatang yang sedang melintas, apabila air sedang surut daratan tersebut akan kelihatan seperti gula putih yang bersih. Ditengah danau nampak sebuah daratan yang seakan menghubungan antar ujung danau - sumber












Takde apa yang menarik tapi lawa lah jugak.

bersambung...................

3 comments :

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...